Jateng7.com.PATI – Nelayan dari Pati dan Rembang, Jawa Tengah, mengadukan keresahan mereka ke Fraksi Partai Demokrat DPR RI. Mereka mengadukan insiden pembakaran kapalnya yang sudah terjadi enam kali.
“Kami menerima perwakilan nelayan Pati dan Rembang yang sudah enam kali mengalami kejadian tidak baik. Kapal mereka dibakar, diduga oleh nelayan lokal sekitar Kubu Raya, Kalimantan Barat. Ini harus segera ditangani, ditengahi pihak berwajib,” kata anggota Komisi III DPR Hinca Pandjaitan ketika menerima para nelayan di ruang rapat Fraksi Partai Demokrat, gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (27/6/2023).
Pembakaran 2 Kapal Pantura di Perairan Kalbar
Para nelayan itu juga mengaku sudah melaporkan peristiwa pembakaran tersebut ke Bareskrim Polri. Hinca lantas mendesak agar Polri mengusut kasus ini dengan tegas sekaligus bijak agar tidak terjadi konflik horizontal.
“Kita akan ingatkan pihak berwajib agar masalah ini segera ditangani dengan baik. Sekali lagi, terutama untuk mencegah terjadinya konflik horizontal,” kata Hinca.
“Karena ini sudah berulangkali. Harusnya, sekali kejadian saja sudah ada tindakan,” lanjutnya.
Sementara itu, salah satu perwakilan nelayan, Muhid Juwono, menceritakan insiden pembakaran yang dialami mereka. Pada kasus terakhir, kata Muhid, Kapal Wahana Nilan IV berangkat dari lokasi penangkapan ikan di sekitar Pulau Subi ke Pelabuhan Pangkalan, Jawa Tengah pada 19 Juni 2023.
Karena kekurangan es batu untuk menjaga kondisi ikan tetap segar, Wahana Nilam IV mengisi lima ton pada kapal penampung yang dinakhodai oleh WE. Kapal ini kemudian melanjutkan perjalanan selama tiga hari tiga malam memasuki wilayah Kepulauan Datu.
Kemudian, pada 21 Juni 2023, kapal didekati empat kapal dengan alat tangkap kapal cumi yang tanda daftar dan nama kapalnya ditutupi. Dia mengatakan saat itu nakhoda Wahana Nilam IV menjauh hingga terjadi kejar-kejaran selama setengah jam.
“Sekitar pukul setengah sepuluh, kapal Wahana Nilam IV ditangkap dan dikuasai ABK kapal cumi. Mereka merampas barang-barang seperti rokok, sembako, pesawat televisi, dan memaksa nakhoda dan awak kapal pindah ke salah satu kapal mereka. Mereka juga meminta bensin,” kata Muhid.
Muhid menyebutkan ABK kapal nelayan dari Pati tersebut lalu dibawa ke daratan sekitar dua sampai tiga jam perjalanan dari kapal mereka. Tak lama, mereka melihat kepulan asap dari Wahana Nilam.
Dari kesaksian seorang ABK, mereka melihat salah seorang perampas yang juga meminta bensin dan kemudian mengemudikan kapal untuk membawa mereka ke darat adalah ABK kapal Putri Nabila II. Ketika ditelusuri, data mengenai kapal ini lengkap, baik pemilik maupun alamatnya di Kementerian Perhubungan.
”Jadi sebenarnya tidak sulit mengusutnya, asal ada kemauan dari pihak berwajib,” kata Muhid, diamini Hinca.
”Ini tidak manusiawi. Dari kasus-kasus ini, tidak ada kapal yang terbakar menggunakan alat cantrang di lokasi kejadian. Dan para nelayan berada di jalur pulang dari tempat penangkapan menuju laut Jawa. Kapal Wahana Nilam IV, sengaja ditarik mendekati daratan, lalu dibakar karena mereka mencari pembenaran untuk tindakan pembakaran,” tambah Muhid.(jateng7.com./sbr Persatuan Nelayan Pati & Rembang).
Comment